Dalam analisis
pengubahan tingkah laku, terdapat dua teknik untuk mengurangi sasaran
deselerasi yaitu,
Reinforcement
Reinforcement
dapat pula disebut sebagai “ganjaran” (Indreswari, 1993). Pada umumnya,
individu menganggap bahwa reinforcement diartikan sebagai sesuatu yang positif
saja, pada hal reinforcement sendiri, dibedakan menjadi dua yaitu positif
reinforcement dan negatif reinforcement. Sebelum membahas mengenai reinforcment
positif dan negatif, terlebih dahulu membahas mengenai definisi reinforcement
itu sendiri. Reinforcement atau penguatan menjadikan individu untuk mengulangi
perilaku yang sama di masa depan dalam situasi yang sama. Miltenberger (2012)
ada tiga hal pokok dalam penguatan yaitu menimbulkan perilaku tertentu, diikuti
dengan konsekuensi langsung, dan menghasilkan penguatan perilaku karena
dilakukan berulang di masa depan.
Godwin
dan Coates (1976), penguatan merupakan alat pengganjaran yang dirancang untuk
menarik perhatian siswa, yang bernilai, baik dari segi kegiatan maupun diri
sendiri. Lebih lanjut Godwin dan Coates, menyatakan reinforcement diberikan
diberikan segera setelah perilaku dan dalam intensitas yang sering, ketika
keterampilan baru sedang dipelajari; setelah perilaku yang diinginkan
ditetapkan, penguatan hanya diberikan pada intensitas tersebut, setelah respon
yang benar telah dibuat; guru secara bertahap bergeser ke penguatan yang tak terduga
(bonus) sehingga perilaku baru yang diperoleh dapat dipertahankan untuk waktu
yang cukup lama tanpa umpan balik secara terus menerus; dan terakhir yang
paling penting, untuk memperkuat langkah kecil ke arah yang benar.
Reinforcement (penguatan) adalah suatu proses
dimana suatu perilaku sasaran diperkuat (yaitu, meningkatkan frekuensi, durasi,
atau besarnya) sebagai akibat dari efeknya dalam memproduksi konsekuensi
tertentu. Penguatan menggambarkan kontingensi dimana presentasi kontingen
akibatnya meningkatkan kemungkinan terjadi di masa depan perilaku. Reinforcers termasuk
kepuasan konsekuensi yang efektif untuk meningkatkan kekuatan perilaku.
Reinforcement ada dua yaitu positif dan negative
Reinforcement positif
Miltenberger (2012),
penguatan positif, meliputi munculnya perilaku, yang diikuti dengan peningkatan
intensitas stimulus, yang menghasilkan penguatan perilaku. Sedangkan penguatan
negatif, meliputi munculnya perilaku, yang diikuti dengan penurunan intensitas
stimulus (stimulus aversif atau sesuatu yang tidak menyenangkan), yang
menghasilkan penguatan perilaku. Stimulus yang dimaksudkan berasal dari
lingkungan sosial atau fisik.
Schloss dan Smith
(1994), positif reinforcement memperkuat perilaku melalui hubungan yang
kontingen dengan konsekuensi memuaskan. Siswa belajar untuk tes karena hasil
yang baik akan mendapat pujian dari lingkungan sosial dan orang tua. Pujian dan
keistimewaan merupakan hal yang memuaskan yang dapat meningkatkan perilaku
belajarnya di masa depan. Atlit profesional berlatih dengan rajin untuk
kejuaraan karena berharap dapat menjadi juara dan mencapai kesuksesan, hadiah
berupa uang dan pengakuan publik.
Reinforcement negatif
Schloss dan Smith (1994), negatif reinforcement
memperkuat perilaku melalui hubungan yang kontingen melibatkan pemindahan atau
pengelakan dari kejadian yang tidak memuaskan.
Punishment
Penghukuman
merupakan pemberian stimulus yang tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan
segera perilaku peserta didik yang tidak dikehendaki.
Seperti
reinforcement, punishment dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara
perubahan stimulus. Punishment positif terjadi ketika penyajian stimulus (atau
peningkatan intensitas stimulus sekarang yang sudah ada) segera setelah hasil
penurunan frekuensi perilaku. Punishment negatif melibatkan penghentian
stimulus sudah ada (atau penurunan intensitas stimulus yang sudah ada) segera
setelah perilaku yang mengakibatkan penurunan frekuensi perilaku di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Miltenberger. 2012.
Behavior Modification: Principles and Procedures 5th Ed. USA:
Wadsworth, Cengage Learning.
Godwin, D.L dan Coates,
T.J. 1976. Helping Students Help Themselves: How You Can Put Behavior Analysis
into action in Your Classroom. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Soekadji, S. 1983.
Modifikasi Perilaku: Penerapan Sehari-Hari dan Penerapan Profesional.
Yogyakarta: Liberty.
Indreswari, H. 1993.
Analisis dan Pengubahan Tingkah Laku. Malang: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan IKIP Malang.
Schloss, P.J. &
Smith, M.A. 1994. Applied Behavior Analysis in the Classroom. Boston: Allyn and
Bacon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar