Sabtu, 27 April 2019

analisis ABC tingkah laku, hak istimewa dan teknik deselerasi pada film flying colours brigyu


1.       Analisis Tingkah Laku (A-B-C)
a.       A     : Karena ryuta mengatakan bahwa sayaka sama saja dengannya yg sama saja       menyerah sayaka menjadi termotivasi
B     : Sayaka dan ibu pergi ke keio dan sayaka termotivasi
C     : Sayaka mendapat hasil tes dengan peluang 50% untuk ke keio

b.      A     : karena pergaulan teman
B     : membawa rokok ke sekolah
C     : panggilan orang tua dan sayaka di skors

c.       A     : karena belajar sampai tengah malam
B     : tidur di kelas
C     : panggilan orang tua ke sekolah

d.      A     : karena saya ingin mendapatkan foto waktu muda sensei
B     : sayaka menghafalkan kata-kata bahasa inggris
C     : mendapatkan nilia bahasa inggris 100

e.      A     : karena sayaka rajin belajar
B     : sayaka lulus ujian ke universitas
C     : ayah sayaka memberikan selamat

f.        A     : karena sayaka ingin berubah
B     : sayaka memotong rambut
C     : sayaka ingin focus untuk belajar

g.       A     : karena sayaka ingin agar kakaknya tidak bisa bermain baseball dan mengecewakan ayahnya
B     : sayaka merobek alat baseball ryuta
C     : ryuta tidak bisa bermain baseball

h.      A     : karena telah minum minuman yang telah di berikan oleh sensei
B     : Perut sayaka sakit saat ujian
C     : tidak focus mengerjakan ujian karena bolak balik ke kamar mandi

i.         A     : mendapat motivasi dari guru bimbel
B     : sayaka giat belajar
C     : sayaka bisa masuk keio

j.        A     : karena merasa lelah belajar
B     : sayaka menangis
C     : sayaka menjadi tidak mau melanjutkan bimbel

k.       A     : sayaka di ejek ayah nya jika sayaka adalah kegagalan
B     : sayaka giat membaca buku dan belajar
C     : sayaka nilai deviasi nya naik
l.         A     : belajar hingga larut malam
B     : sayaka tidur dikelas
C     : di pangging oleh kepala sekolah

m.    A     : artikel yang dibuat perlu memuat fakta
B     : sayaka menonton tv berita
C     : sayaka mempunyai banyak pengetahuan

n.      A     : ayahnya berisik ketika sayaka belajar
B     : sayaka memarahi ayahnya
C     : sayaka di marahi ayahnya

o.      A     : sayaka perlu banyak pengetahuan untuk menunjang agar nilainya naik
B     : sensei memberi sayaka banyak buku
C     : sayaka mendapat nilai yang meningkat

p.      A     :  sayaka putus asa dan ingin berhenti belajar
B     : guru bimbel membenak sayaka
C     : sayaka menangis dan berhenti sementara dalam belajar

q.      A     :  ayah yang memarahi karena membicarakan sayaka
B     : ibu sayaka menangis
C     : sayaka mendengar

r.        A     :  sayaka remidi dan harus mengulang
B     : ibu kerja sampai malam
C     : ibu tidak ada waktu banyak untuk keluarga, dan sayaka bisa ikut remidian

s.       A     : sayaka sibuk belajar
B     : teman sayaka menjauh
C     : sayaka menjdi lebih focus belajar

t.        A     : ayah yang tidak mau memperdulikan
B     : sayaka pulang larut malam
C     : sayaka membangkang dengan ayah

u.      A     : ayah yang menghajar ryuta hingga ryuta kabur
B     : ryuta membentak sayaka
C     : sayaka membuktikan dia bisa dan berbeda dengan ryuta
2.       Hak Istimewah
a.       Jika nilai bahasa inggris sayaka 100 akan di berikan foto guru saat masih muda.
b.      Ketika ryuta mendapatkan juara baseball sang ayah memberikan makanan yang banyak dan enak
c.       Jika sayaka masuk ke universitas keio maka guru sayakan akan telanjang mengelilingi sekolah
d.      Jika sayaka masuk bimbel sensei maka akan dapat lulus ujian masuk ke universitas yang diinginkan
e.      Jika sayaka masuk ke universitas keio maka sang ayah akan memperhatikannya
f.        Jika sayakan belajar dengan keras maka keinginannya masuk ke universitas keio akan tercapai
g.       Jika aachan bekerja maka sayaka dapat mengikuti ujian di universitas

3.       Teknik Mengurangi Sasaran Deselerasi yang Dilakukan di Film
a.       Reinforcement
-          Tsubota sensei memuji sayaka hebat
-          Sayaka diberi pujian dari ibu aachan
-          Ibu aachan bekerja agar sayaka bahagia dan tetap giat belajar
-          Tsubota sensei member buku bacaan
-          Teman sayaka menyemangati
b.      Punistment
-          Sayaka harus mencopot bulu mata
-          Sayaka di panggil kepala sekolah
-          Sayaka di skors

teknik mengurangi sasaran deselerasi


Dalam analisis pengubahan tingkah laku, terdapat dua teknik untuk mengurangi sasaran deselerasi yaitu,
Reinforcement
Reinforcement dapat pula disebut sebagai “ganjaran” (Indreswari, 1993). Pada umumnya, individu menganggap bahwa reinforcement diartikan sebagai sesuatu yang positif saja, pada hal reinforcement sendiri, dibedakan menjadi dua yaitu positif reinforcement dan negatif reinforcement. Sebelum membahas mengenai reinforcment positif dan negatif, terlebih dahulu membahas mengenai definisi reinforcement itu sendiri. Reinforcement atau penguatan menjadikan individu untuk mengulangi perilaku yang sama di masa depan dalam situasi yang sama. Miltenberger (2012) ada tiga hal pokok dalam penguatan yaitu menimbulkan perilaku tertentu, diikuti dengan konsekuensi langsung, dan menghasilkan penguatan perilaku karena dilakukan berulang di masa depan.
Godwin dan Coates (1976), penguatan merupakan alat pengganjaran yang dirancang untuk menarik perhatian siswa, yang bernilai, baik dari segi kegiatan maupun diri sendiri. Lebih lanjut Godwin dan Coates, menyatakan reinforcement diberikan diberikan segera setelah perilaku dan dalam intensitas yang sering, ketika keterampilan baru sedang dipelajari; setelah perilaku yang diinginkan ditetapkan, penguatan hanya diberikan pada intensitas tersebut, setelah respon yang benar telah dibuat; guru secara bertahap bergeser ke penguatan yang tak terduga (bonus) sehingga perilaku baru yang diperoleh dapat dipertahankan untuk waktu yang cukup lama tanpa umpan balik secara terus menerus; dan terakhir yang paling penting, untuk memperkuat langkah kecil ke arah yang benar.
Reinforcement (penguatan) adalah suatu proses dimana suatu perilaku sasaran diperkuat (yaitu, meningkatkan frekuensi, durasi, atau besarnya) sebagai akibat dari efeknya dalam memproduksi konsekuensi tertentu. Penguatan menggambarkan kontingensi dimana presentasi kontingen akibatnya meningkatkan kemungkinan terjadi di masa depan perilaku. Reinforcers termasuk kepuasan konsekuensi yang efektif untuk meningkatkan kekuatan perilaku.
Reinforcement ada dua yaitu positif dan negative
Reinforcement positif
Miltenberger (2012), penguatan positif, meliputi munculnya perilaku, yang diikuti dengan peningkatan intensitas stimulus, yang menghasilkan penguatan perilaku. Sedangkan penguatan negatif, meliputi munculnya perilaku, yang diikuti dengan penurunan intensitas stimulus (stimulus aversif atau sesuatu yang tidak menyenangkan), yang menghasilkan penguatan perilaku. Stimulus yang dimaksudkan berasal dari lingkungan sosial atau fisik.
Schloss dan Smith (1994), positif reinforcement memperkuat perilaku melalui hubungan yang kontingen dengan konsekuensi memuaskan. Siswa belajar untuk tes karena hasil yang baik akan mendapat pujian dari lingkungan sosial dan orang tua. Pujian dan keistimewaan merupakan hal yang memuaskan yang dapat meningkatkan perilaku belajarnya di masa depan. Atlit profesional berlatih dengan rajin untuk kejuaraan karena berharap dapat menjadi juara dan mencapai kesuksesan, hadiah berupa uang dan pengakuan publik.

Reinforcement negatif
Schloss dan Smith (1994), negatif reinforcement memperkuat perilaku melalui hubungan yang kontingen melibatkan pemindahan atau pengelakan dari kejadian yang tidak memuaskan.

Punishment
Penghukuman merupakan pemberian stimulus yang tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera perilaku peserta didik yang tidak dikehendaki.
Seperti reinforcement, punishment dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara perubahan stimulus. Punishment positif terjadi ketika penyajian stimulus (atau peningkatan intensitas stimulus sekarang yang sudah ada) segera setelah hasil penurunan frekuensi perilaku. Punishment negatif melibatkan penghentian stimulus sudah ada (atau penurunan intensitas stimulus yang sudah ada) segera setelah perilaku yang mengakibatkan penurunan frekuensi perilaku di masa depan.




DAFTAR PUSTAKA

Miltenberger. 2012. Behavior Modification: Principles and Procedures 5th Ed. USA: Wadsworth, Cengage Learning.
Godwin, D.L dan Coates, T.J. 1976. Helping Students Help Themselves: How You Can Put Behavior Analysis into action in Your Classroom. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Soekadji, S. 1983. Modifikasi Perilaku: Penerapan Sehari-Hari dan Penerapan Profesional. Yogyakarta: Liberty.
Indreswari, H. 1993. Analisis dan Pengubahan Tingkah Laku. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Malang.
Schloss, P.J. & Smith, M.A. 1994. Applied Behavior Analysis in the Classroom. Boston: Allyn and Bacon.

Selasa, 23 April 2019

hak istimewa


Hak istimewah di dalam kelas
1.       SD kelas bawah
a.       siswa diberi kesempatan membaca buku anak yang tersedia di perpus sekolah ketika mampu  menjawab kuis selama 2 kali
b.       siswa mendapat kesempatan menonton kartun edukasi  ketika siswa mampu mendapat nilai tugas 80 keatas

2.       SD kelas atas
a.       siswa mendapat kesempatan jalan-jalan akhir pekan ( dipasar, di taman bermain dll) ketika siswa mendapat nilai ujian minimal 80
b.      siswa mendapat les privat seminggu dengan guru mapel  yang berkaitan ketika mendapat ranking 1,2,3,4 dan 5

3.       SMP
a.       siswa mendapat kesempatan karaoke di ruang multimedia  ketika siswa mampu menjawab kuis mapel sebelum istirahat berakhir dengan minimal menjawab benar 3 dari 5 soal
b.      siswa mendapat kesempatan meminjam buku di perpus kelas tanpa minimal ketika siswa mampu menyampaikan ulang materi pelajaran sebelum istirahat

4.       SMA
a.       Siswa yang mendapat nilai ulangan harian lebih dari 95  bebas tugas tambahan
b.      Siswa yang berani bercerita di awal pertemuan mengenai materi yang akan di bahas di berikan nilai tambahan


Rabu, 10 April 2019

variabel dan rumusan masalah


1.      Bagaiamana kecenderungan sikap kemandirian anak usia SD yang ibunya bekerja dan ibunya yang tinggal dirumah ?
a.       Variabel Dependen     : sikap kemandirian anak usia SD
b.      Variabel Independen : ibu yang bekerja dan ibu yang tinggal dirumah
c.       Variabel Moderator    : kecenderungan sikap kemandirian anak usia SD akan baik jika ibu bekerja dan kecenderungan sikap kemandirian anak usia SD akan buruk jika ibunya tinggal di rumah
2.      Apakah ada perbedaan tingkat penalaran abstrak mahasiswa UM pada jurusan ilmu social dan mahasiswa pada jurusan ilmu-ilmu eksakta ?
a.       Variabel Dependen     :  tingkat penalaran abstrak mahasiswa UM
b.      Variabel Independen : mahasiswa jurusan ilmu social dan mahasiswa jurusan ilmu eksakta
c.       Variabel Moderator    : perbedaan tingkat penalaran pada jurusan ilmu sosial dan tingkat penalaran jurusan eksakta
3.      Bagaimana kecenderungan keterampilan membuka diri pada siswa SMP ?
a.       Variabel Dependen     : keterampilan membuka diri
b.      Variabel Independen  : kecenderungan pada siswa SMP
c.       Variabel Moderator    : kecenderungan keterampilan membuka diri siswa SMP
4.      Apakah ada perbedaan peningkatan penalaran mtk anak remaja di desa karangwidoro kecamatan dau sebelum dan sesudah  paket kejar A dikembangkan
a.       Variabel Dependen                       : peningkatan penalaran MTK
b.      Variabel Independen        : sebelum dan sesudah paket kejar A
c.       Variabel Moderator          : peningkatan penalaran MTK akan baik jika sudah paket kejar A, dan buruk sebelum paket kejar A
5.      Apakah ada hubungan antara pendekatan pembelajaran terstruktur dengan pola perkembangan kecerdasan emosional siswa SMK ?
a.       Variabel Dependen                       : pendekatan pembelajaran terstruktur
b.      Variabel Independen        : pola perkembangan kecerdasan emosisonal siswa SMK
c.       Variabel Moderator          : jika pendekatan pembelajaran terstruktur berjalan baik pola perkembangan kecerdasan emosial siswa SMK juga baik
6.      Bagaiamana pengetahuan dan kompetensi supervisor mencirikan supervisi konselor yang efektif ?
a.       Variabel Dependen                       : pengetahuan dan kompetensi supervisor
b.      Variabel Independen        : ciri supervisi konselor yang efektif
c.       Variabel Moderator          : jika pengentahuan dan kompetensi supervisor baik akan mencirikan supervise konselor yang efektif
7.      Bagaiamana pengetahuan dan kompetensi supervisor konselor sekolah diukur secara valid dan realiabel
a.       Variabel Dependen                       : pengetahuan dan kompetensi supervisor konselor sekolah
b.      Variabel Independen        : pengukuran valid dan reliabel
c.       Variabel Moderator          :  pengetahuan dan kompetensi supervisor konselor sekolah di ukur valid dan reliabel




Senin, 08 April 2019

konsep-konsep dasar penelitian


Konsep-konsep dasar penelitian
1.       Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah atribut atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti yang dipelajari dan ditarik kesimpulan
Terdapat beberapa macam vaiabel yaitu bebas dan terikat atau dependen dan independen dan variabel moderator. Ini digunakan untuk merumuskan hipotesis. Untuk lebih jelasnya ada di bawah,
Pengertian Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga dapat mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan penggunaan variabel, kita dapat dengan mudah memperoleh dan memahami permasalahan. 
variabel adalah karakter yang dapat diobservasi dari unit amatan yang merupakan suatu pengenal atau atribut dari sekelompok objek. Maksud dari variabel tersebut adalah terjadinya variasi antara objek yang satu dengan objek yang lainnya dalam kelompok tertentu. (Sugiarto)

b. macam-macam variabel penelitian
2. Macam-macam variabel

A. Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan timbulnya variabel terikat (dependen). Dapat dikatakan variabel bebas karena dapat mempengaruhi variabel lainnya. Contoh Variabel Bebas (Independen) seperti “Pengaruh Terapi Musikterhadap Penurunan Tingkat Kecemasan”, 
B. Variabel Despenden (Variabel Terikat) adalah variabel yang dipengaruhi, akibat dari adanya variabel bebas. Dikatakan sebagai variabel terikat karena variabel terikat dipengaruhi oleh variabel independen (variabel bebas). Contoh Variabel Terikat (Despenden) seperti Pengaruh Terapi Musik terhadap Penurun Tingkat Kecemasan
Definisi konsep dan konstruk
C. Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi baik itu memperkuat atau memperlemah hubungan antara Variabel bebas dan terikat. Variabel Moderator juga disebut dengan Variabel Independen Kedua. Skema variabel moderator yaitu Variabel Bebas (Independen) – Moderator – Despenden. Contoh Variabel Moderatoradalah Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan dosen kurang baik dalam menciptakan lingkungan belajar

KONSEP
Istilah konsep berasal dari bahasa latin conceptum, artinya sesuatu yang dipahami. Aristoteles dalam "The classical theory of concepts" menyatakan bahwa konsep merupakan penyusun utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran manusia. Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran. konsep ini adalah media yang membantu manusia untuk berpikir. Sesuatu yang ingin dipahami, dimengerti, diukur, dan dikritisi secara mendalam oleh pikiran manusia.

Konsep itu sendiri adalah gambaran abstrak tentang kejadian, keadaan, dalam suatu kelompok atau individu. Menurut Soedjadi, konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.

ide / gagasan Hasil abstraksi dari realitas empirik, yang ada di alam mental / pikiran. Realitas empirik bermakna segala sesuatu yang didasarkan pada kenyataan dan fakta. Gagasan akan menyebabkan munculnya suatu konsep sebagai dasar suatu pikiran manusia. 

b. KONSTRUK

Konstruk merupakan jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih tinggi dari konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis tertentu. Konsep dihasilkan oleh ilmuwan secara sadar untuk kepentingan ilmiah. Konstruk dapat diartikan sebagai konsep yang telah dibatasi pengetiannya (unsur, ciri, dan sifatnya) sehingga dapat diamati dan diukur.

Suatu konstruk mempunyai sifat yang berlainan. Ada konstruk yang didefinisikan dengan dua sifat salah satunya adalah jenis kelamin, seperti : laki-laki dan perempuan. Lima sikap untuk sikap pada pemerintah : Sangat Suka, Suka, Tidak Tahu, Benci, Sangat Benci. Bila nilai-nilai tertentu kita berikan pada sifat-sifat suatu konstruk. Konstruk itu sekarang menjadi variabel. Pendeknya, variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan. Secara mudahnya variabel yang sudah diberikan penilaian dengan beberapa bilangan sebagai alat ukurnya maka itulah yang dinamakan konstruk.

PERBEDAAN KONSEP DAN KONSTRUK
Perbedaan Konsep dan Kostruk

a)      Konstruk merupakan jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih tinggi dari konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis tertentu. Konsep dihasilkan oleh ilmuwan secara sadar untuk kepentingan ilmiah.

b)      Konsep masih bersifat general dan sulit terukur dikarenakan tidak ada kata penjelasnya. Berbeda dengan konstruk yang sudah jelas dikarenakan dijelaskan dengan bilangan yang mengarah kepada konsep.

c)      Konsep adalah inti istilah yang akan dibahas. Sedangkan, konstruk adalah istilah penjelas yang akan menjelaskan secara detail. Sehingga pada umumnya konstruk ini cukup mudah dipahami daripada konsep.

d)     Pada umumnya konstruk yang mudah diukur adalah berbentuk fisik. Contoh : ketinggian, panjang, jarak. Istilah ini mudah dipahami dikarenakan diukur dengan keterangan penjelas berupa bilangan.

2. DEFINISI OPERASIONAL PENELITIAN

a. Apa definisi operasional penelitian?

Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Definisi operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang bagimana caranya mengukur suatu variabel.
Definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru.

B. merumuskan definisi operasional

Cara menyusun definisi operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu


1). Definisi Pola I, yaitu disusun berdasarkan atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi. Contoh :

- Frustasi adalah keadaan yang timbul sebgai akibat tercegahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai.

- Lapar adalah keadaan dalam individu yang timbul setelah dia tidak makan selama 24  jam

- Garam Dapur adalah hasil kombinasi kimiawi antara natrium dan Clorida.

Definisi Pola I ini, yang menekankan Operasi atau manipulasi apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan keadaan atau hal yang didefinisikan, terutama berguna untuk mendefinisikan variabel bebas.


2). Definisi Pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu beroperasi. Contoh :


- Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan bilangan.

- Orang Lapar adalah orang yang mulai menyantap makanan kurang dari satu menit setelah makanan  dihidangkan, dan menghabiskannya dalam  waktu kurang dari 10 menit.



3). Definisi Pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana hal yang didefinisikan itu nampaknnya. Contoh :


- Mahasiswa yang cerdas adalah mahasiswa  yang mempunyai ingatan baik, mempunyai perbendaharaan kata  luas, mempunyai kemampuan berpikir  baik, mempunyai kemampuan berhitung baik.


-   Ekstraversi adalah  kecenderungan lebih suka ada dalam kelompok daripada seorang diri.

Seringkali dalam membuat definisi operasional pola III ini peneliti menunjuk kepada alat yang digunakan untuk mengambil datanya.


Setelah definisi operasional variabel-variabel peneliitian selesai dirumuskan, maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalkan. Jadi peneliti  telah menyusun prediksi tentang kaitan berbagai variabel penelitiannya itu secara operasional, dan siap diuji melalui data empiris. (Drs. Sumadi Suryabrata .Metologi Penelitian. 


Minggu, 07 April 2019

perturan sekolah


Peraturan sekolah dasar
1.Kebersihan
·       Membuang sampah di tempat sampah
·       Menjaga kebersihan dinding/tembok sekolah
·       Menyapu halaman dan ruang kelas sesuai piket
·       Memasukan baju seragam kedalam celana
·       Menjaga tanaman disekitar dengan menyiram dan merawat
·       Menjaga kebersihan toilet
·       Menjaga ikut kerja bakti yang diadakan sekolah
·       Meluruskan meja dan kursi yang telah dipakai
·       Setelah olahraga peralatan di kumpulkan
·       Menjaga lingkungan sekolah agar selalu bersih
2.Respect
·       Mencium tangan setiap bertemu bapak atau ibu guru
·       Memberikan salam setiap bertemu bapak atau ibu guru
·       Masuk sekolah tepat pukul 07.00
·       Ikut serta upacara bendera
·       Membantu teman dengan menjenguk ketika sedang sakit
·       Membaca doa sebelum dan sesudah kegiatan belajar
·       Membudayakan senyum,sapa dan salam setiap bertemu dengan guru dan teman
·       Makan dan minum ketika waktu istirahat
·       Mendengarkan penjelasan guru di depan
·       Berbaris lurus sebelum masuk ruang kelas
Peraturan di sekolah SMP
1.    Bersih
·       Membuang sampah pada tempat sampah
·       Menjaga kebersihan toilet, kantin dan lingkungan sekolah lainya
·       Menjaga tanaman yang ada di lingkungan sekolah
·       Berseragam yang sopan, lengkap dan rapi
·       Menata kendaraan yang dibawa dengan rapi di tempat parkir
·       Bersepatu hitam
·       Melaksanakan piket harian dengan baik dan tepat waktu
·       Ikut serta berperan aktif dalam kerja bakti sekolah Menjaga
·       Menjaga sarana prasarana yang dimiliki sekolah
·       Menjaga kebersihan dinding/ tembok sekolah

2.  respek
·       Mematikan mesin motor ketika memasuki area parkir sekolah
·       Mebudayakan senyum, sapa dan salam di lingkungan sekolah
·       Mematuhi perintah guru
·       Datang ke sekolah tepat waktu
·       Memakai seragam dan atribut lengkap
·       Menjaga nama baik sekolah
·       Berprestasi dan berinovasi
·       Siswa mengikuti upacara setiap senin
·       Orang tua membuat surat izin ketika peserta didik izin sekolah
·       Mentaati peraturan dan tata tertib yang ada

Peraturan sekolah di SMA
1.    Bersih
·       Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan
·       Ikut serta dalam Menjaga lingkungan sekolah
·       Semua siswa Mengikuti kerja bakti mingguan di lingkungan sekolah
·       Memilah sampah non organik dan organik
·       Menjaga kebersihan dinding/tembok
·       Ikut serta dalam melestarikan tanaman di lingkungan sekolah
·       Menjaga sarana dan prasarana sekolah
·       Membersihkan ruang kelas masing-masing sesuai dengan jadwal piket harian
·       Bersepatu hitam dan rapi
·       Setiap siswa mampu menjaga kebersihan dirinya sendiri
2.    Respect
·       Siswa datang tepat waktu
·       Siswa menerapkan 3S (senyum, salam, sapa)
·       Menjunjung dan menjaga nama baik sekolah
·       Memulai dan mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa
·       Setiap siswa mengikuti upacara bendera
·       Setiap siswa mampu bersikap sopan baik di sekolah maupun diluar sekolah
·       Mengormati kepala sekolah, Bapak/Ibu guru dan karyawan SMA
·       Saling menghormati sesama teman
·       Mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru
·       Orang tua membuat surat izin ketika peserta didik izin sekolah