Kamis, 21 Februari 2019

puisi


Lelaki Setengah Masa
Malam itu, kau dan aku duduk berhadapan dengan luka yang sama
Memutar cerita lama yang penuh makna
Hingga tidak ku sadar hatimu telah berdusta
Merobek harapan yang pernah kita tulis
Memusnahkan dengan begitu kejam
Memang tidak aku sangka
Jika lelaki yang selalu aku agungkan, ternyata berhidung belang
Menebar bualan kepada setiap wanita
Untuk apa lelaki seperti mu ikut terluka ?
Toh, kepergianku tidaklah bermakna
Sampai masanya aku menyadari
Anganku mulai berbisik
Mengapa tidak kau bunuh saja aku ?
Toh, luka mu hanya sandiwara
Membiarkan ku sendiri meresapi pahit yang mendera
Menangisi musim-musim yang mati setengah masanya




Pulang
Rinduku yang penuh
pecah di atas macetnya jalan sebelum aku tiba
judul sajakku sudah pulang duluan 
meski baris-baris sajaknya masih berbenah di perjalanan



Pergi 
jika nanti aku menjelma jadi resah di jendelamu yang berembun
dari terbit hingga terbenam
sebab pilu laraku hingga minggat semalam
mohon jangan bercermin di sana
bahaya kalau kamu sampai menangisi bayangku semalaman

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar