Lelaki
Setengah Masa
Malam itu, kau dan aku duduk
berhadapan dengan luka yang sama
Memutar cerita lama yang penuh
makna
Hingga tidak ku sadar hatimu
telah berdusta
Merobek harapan yang pernah kita
tulis
Memusnahkan dengan begitu kejam
Memang tidak aku sangka
Jika lelaki yang selalu aku
agungkan, ternyata berhidung belang
Menebar bualan kepada setiap
wanita
Untuk apa lelaki seperti mu ikut
terluka ?
Toh, kepergianku tidaklah
bermakna
Sampai masanya aku menyadari
Anganku mulai berbisik
Mengapa tidak kau bunuh saja aku
?
Toh, luka mu hanya sandiwara
Membiarkan ku sendiri meresapi
pahit yang mendera
Menangisi musim-musim yang mati
setengah masanya
Pulang
Rinduku yang penuh
pecah di atas macetnya jalan sebelum aku tiba
judul sajakku sudah pulang duluan
meski baris-baris sajaknya masih berbenah di perjalanan
Pergi
jika nanti aku menjelma jadi resah di jendelamu yang berembun
dari terbit hingga terbenam
sebab pilu laraku hingga minggat semalam
mohon jangan bercermin di sana
bahaya kalau kamu sampai menangisi bayangku semalaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar